Kendari. Bentara Timur – Sepekan menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serantak di Konawe Selatan (Konsel) memanas. Pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 3 Muhammad Endang – Wahyu Ade Pratama mengaku diserang kampanye hitam.
Kampanye hitam itu berupa selebaran yang dibagikan hampir diseluruh kecamatan di Konsel dan media sosial.
Ada dua selebaran kampanye hitam yang tersebar.
Pertama yang berisi redaksi yang membadingkan calon bupati Rusmin Abdul Gani dan Endang. Kedua selebaran yang bertuliskan #Menolak Lupa, Endang Anak Emas Tak Berhati Emas. Dimana isi dalam kedua selebaran itu menyudutkan Endang secara pribadi.
Menanggapi hal itu, Endang mengaku selama ini dirinya bersama Wahyu sering mendapat hinaan dan makian di media sosial, bahkan sampai balihonya dirusaki, tapi tidak ditanggapi.
“Selebaran seperti ini bisa menimbulkan desintegrasi, kegaduhan, merusak keamanan, dan kerukunan masyarakat pada satu pekan menjelang pemungutan suara di Pilkada Konsel,” kata Endang saat menggelar konferensi pers di kediamannya, Rabu malam (2/12/2020).
Meski begitu, Endang mengimbau kepada pendukung dan tim agar tetap tenang dan tidak terpancing dengan berbagai model kampanye hitam.
“Saya mengimbau kepada kepada seluruh tim, pendukung, dan simpatisan agar menahan diri. Kita jaga bersama keamanan dan ketertiban daerah kita. Terkait persoalan ini kita percayakan kepada pihak kepolisian dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengusut tuntas,” ujarnya.
Endang juga menegaskan, dirinya bakal melaporkan masalah ini ke kepolisian maupun Bawaslu.
“Kami akan lapor ke pihak kepolisian dan Bawaslu secara resmi,” katanya.
Kemudian Endang juga mengajak Bawaslu di semua tingkatan pegiat Pemilu dan masyarakat Konsel bersama-sama mengawasi jalannya Pilkada. Bukan hanya langsung, umum, bebas, dan rahasia, tapi juga harus terlaksana dengan bermartabat.
Terakhir, Ketua DPD Demokrat Sulawesi Tenggara itu juga mengingatkan kepada seluruh tim, pendukung dan simpatisan pasangan calon lain agar bersama-sama menjaga kelancaran Pilkada Konsel.
Sementara itu, pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 1 Rusmin Abdul Gani – Senawan Silondae membantah membuat selebaran tersebut. Hal itu disampaikan langsung koordinator pemenangan pasangan nomor urut 1 daerah pemilihan IV, Herman Pambahako.
Menurut Herman, meskipun isi dalam sebaran itu tidak merugikan pasangan nomor urut 1, tapi itu dapat berimpilikasi pada upaya pecah belah atau adu domba yang dapat merugikan para pasangan calon.
“Menanggapi bentuk kampanye hitam itu, kita langsung menginstruksikan seluruh jajaran tim sukses dan relawan untuk tetap menjaga stabilitas keamanan daerah, sembari mengumpulkan bukti-bukti tersebut. Sebab kami duga ada pihak lain yang mencoba membenturkan atau mengadu domba kami dengan salah satu pasangan calon untuk mencari simpati masyarakat,” kata anggota DPRD Konsel ini kepada bentaratimur.id, Rabu (2/12/2020).
Olehnya, ia meminta kepolisian dan Bawaslu untuk mengusut tuntas kasus tersebut, agar pesta demokrasi yang damai di Konsel tidak tercederai.
“Saya sangat menyesalkan adanya selebaran berisi kampanye hitam itu, jalang minggu tenang, karena sangat merusak harapan Pilkada damai di Konsel. Saya harap penyelanggara dan aparat kepolisian untuk mengusut kasus tersebut,” pintanya.
Reporter : (rmh)