Ali Mazi Masuk Nominasi Gubernur Terbaik Kategori Best Governor for Empowerment and Education

Gubernur Sultra Ali Mazi saat mengikuti acara syukuran peringatan hari ulang tahun (HUT) TNI ke-76 yang digelar di rumah jabatannya, Selasa (5/10/2021). Foto/ist
Gubernur Sultra Ali Mazi saat mengikuti acara syukuran peringatan hari ulang tahun (HUT) TNI ke-76 yang digelar di rumah jabatannya, Selasa (5/10/2021). Foto/ist

Kendari. Bentara Timur – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi menjadi salah satu people of the year 2021 dan masuk dalam nominasi gubernur terbaik kategori best governor for empowerment and education.

Hal itu karena Ali Mazi dan wakilnya Lukman Abunawas, berhasil memaksimalkan pelaksanaan pembangunan melalui konsistensi Gerakan Akselerasi Pemerataan Pembangunan Wilayah Daratan dan Lautan atau Kepulauan (Garbarata), yang dilaksanakan di Sultra hingga diperjuangkan ke tingkat nasional.

Nominasi ini penjaringannya dilakukan melalui verifikasi administrasi dan verifikasi faktual oleh tujuh dewan juri yang terdiri dari tiga profesor dan empat praktisi.

Para dewan juri tersebut yakni, Ketua Dewan Juri yang juga Presiden Direktur Metro TV, Don Bosco Selamun, Pemimpin Redaksi Metro TV, Arief Suditomo, CEO Medcom.id, Kania Sutisnawinata, Guru Besar FISIP UI, Prof Dr Eko Prasojo, Rektor IPB Bogor, Prof Dr Arif Satria, Epidemiolog UGM Yogyakarta, Prof Dr dr Hari Kusnanto, dan Ketua Umum APINDO, Hariyadi Sukamdani.

Baca juga: Ali Mazi Minta Vaksinasi untuk Santri Ditingkatkan

Pemimpin Redaksi Metro TV, Arief Suditomo menerangkan, untuk lebih menajamkan hasil keputusan dewan juri, maka dilakukan wawancara secara langsung dengan Gubernur Sultra, Ali Mazi bersama ketujuh dewan juri, yang dilaksanakan secara daring.

Dalam wawancara tersebut, para dewan juri yang diketuai oleh Presiden Direktur Metro TV, Don Bosco Selamun, mengungkapkan kekaguman serta memuji program Garbarata melalui lima pilarnya, di mana salah satunya terdapat pilar Sultra Cerdas yang diimplementasikan melalui program pemberdayaan serta pendidikan, utamanya dalam menghadapi Pandemi Covid-19.

Sementara itu, Gubernur Sultra, Ali Mazi mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra memiliki program prioritas pembangunan Sultra tahun 2018-2023 yakni, terwujudnya Sultra yang aman, maju, sejahtera, dan bermartabat melalui Garbarata atau Gerakan Akselerasi Pemerataan Pembangunan Wilayah Daratan dan Lautan atau Kepulauan.

“Implementasi Garbarata ditopang lima pilar yakni, pilar Sultra Cerdas, Sultra Sehat, Sultra Peduli Kemiskinan, Sultra Berbudaya dan Beriman, serta Sultra Produktif. Hal ini bukan hanya slogan semata, melainkan secara bertahap dan konsisten dilaksanakan, baik secara teknis di tingkatan Provinsi Sultra hingga ke pusat melalui optimalisasi kehadiran negara dalam desain hukum berupa UU Tentang Daerah Kepulauan,” ujarnya Ali Mazi saat dikonfirmasi, Minggu (31/10/2021).

Baca juga: Ali Mazi Klaim Pengangguran Sultra Turun 0,36 Persen di 2021

Ali Mazi bilang, di Sultra terdapat dua komponen penting untuk dikelola yakni, sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA). Katanya, dibutuhkan peningkatan SDM serta pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan potensi SDA itu sendiri.

“Untuk peningkatan SDM maupun pengelolaan pengembangan dan pemanfaatan potensi SDA dibutuhkan perhatian pemerintah pusat serta anggaran daerah yang memadai. Secara teknis kita meletakkan dasar pondasi untuk mendukung itu semua melalui tiga mega proyek unggulan pembangunan infrastruktur daerah yakni pembangunan Jalan Kendari-Toronipa, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Bertaraf Internasional, serta Perpustakaan Modern Sultra Bertaraf Internasional.

Baca juga: Ali Mazi Minta OJK Bantu Besarkan Bank Sultra Menjadi Bank Terkemuka di Indonesia

Pada tiga mega proyek ini, terselubung upaya pelayanan kesehatan, peningkatan pendapatan daerah, hingga berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

Terkait wawancara people of the year 2021, nominasi Gubernur terbaik kategori best governor for empowerment and education, Ali Mazi juga menjelaskan tentang inovasi dalam bidang pendidikan yang dihasilkan selama setahun terakhir di Sultra pada masa Covid-19 tahun 2020, yang berupa program Sultra Cerdas berbentuk kegiatan fisik.

Sejumlah kegiatan fisik tersebut, di antaranya membangun infrastruktur pendidikan berupa sekolah baru SMA dan SMK Maritim, penambahan ruang kegiatan belajar, laboratorium beserta sarana dan prasarana pendukung, gedung Perpustakaan Modern Sultra Bertaraf Internasional setinggi tujuh lantai, yang bertujuan edukasi dan rekreasi.

Kemudian, Ali Mazi menyiapkan sarana pendukung pendirian Institut Teknologi Kelautan Buton (ITK-Buton), dukungan penuh atas rencana pendirian Politeknik Industri di Morosi, Kabupaten Konawe, dan hibah lahan kepada BLK Kendari seluas 4,584 hektare, untuk pendirian Balai Besar Pelatihan Vokasi Internasional Sultra.

“Adapun Sultra Cerdas non-fisik, di antaranya bantuan untuk siswa SMA, SMK, dan SLB yang tidak mampu sebesar Rp1 juta per siswa. Kemudian beasiswa pendidikan bagi siswa, mahasiswa Diploma, S1, S2, S3, dan profesi guru. Diberikan juga insentif untuk Guru Tidak Tetap Bukan Pegawai Negeri Sipil (GTTBPNS) Rp400.000 per orang setiap bulannya. Terdapat juga bantuan kepada operator sekolah senilai Rp800.000 per orang,” ungkapnya.

Baca juga: Ali Mazi Temui Menhub Soal Pengembangan Bandara Haluoleo dan Betoambari

Ketua DPW NasDem Sultra ini melanjutkan, untuk program Sultra Cerdas dalam mendukung upaya penanggulangan pandemi Covid-19, Pemprov Sultra menyiapkan sarpras sesuai protokol area institusi pendidikan seperti air bersih, sarana cuci tangan sebanyak 1.000 tandon, pembagian sejuta masker dan hand sanitizer untuk mendukung PTM atas izin orang tua siswa. Serta mendorong percepatan pelaksanaan vaksinasi remaja yakni pelajar atau siswa serta guru SMA, SMK, maupun SLB.

Ali Mazi mengakui, kebijakan pembangunan non-fisik telah meningkatkan harapan sekolah anak-anak Sultra, peningkatan kualitas SDM Sultra, membangun semangat dan motivasi kerja tenaga pendidik dan operator sekolah untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sehingga turut mendorong pelaksanaan proses belajar mengajar yang lebih aktif.

Salah satu melihat dampak keberhasilan kebijakan pendidikan di Sultra yakni melalui IPM pada tahun 2020 sebesar 71,45 poin, melebihi target RPJMD sebesar 70,60 poin. Peningkatan ini terjadi dengan pertumbuhan rata-rata 0,80  persen. Capaian IPM Sultra 3 tahun yakni 2018-2020 yaitu, tahun 2018; 70,61 poin, tahun 2019; 71,20 poin, dan tahun 2020; 71,45 poin. Jika pada periode 2012–2017 pembangunan manusia Sultra telah berstatus ”sedang”,  maka pada tahun 2018–2020 pembangunan manusia Sultra telah bersatus ”tinggi”.

Adapun dampak kebijakan pendidikan pada masa pandemi Covid-19 pengadaan sarana prasarana protokol kesehatan dalam rangka pendukung kegiatan belajar mengajar tatap muka di masa pandemi yakni, telah menjadi inspirasi dan diikuti oleh satuan pendidikan dasar dan menengah (SD hingga SMP) yang merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten dan kota, sehingga dengan adanya sarana dan prasarana telah berdampak baik, tepatnya tidak ada klaster penyebaran Covid-19 di klaster satuan pendidikan, baik SMA, SMK, SD dan SMP.

“Alhamdulillah, keseluruhan program Sultra Cerdas, secara berkesinambungan terus dilaksanakan selama tiga tahun berturut-turut, mulai tahun 2019 sampai dengan 2021 meskipun dalam masa pandemi, dan inovasi di bidang pendidikan tersebut, juga dilaksanakan oleh tingkatan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan kewenangan dari kabupaten dan kota,”bebernya.

Baca juga: Ali Mazi Terima Penghargaan The Best Governor dari Seven Media Asia

Meski begitu, Ali Mazi tidak menampik adanya hambatan dan tantangan mulai dari kondisi geografis wilayah, sebagai provinsi kepulauan yang terdiri dari daratan dan pulau-pulau. Adanya rentang kendali karena jarak antara pulau dan kondisi cuaca pada musim-musim tertentu di setiap tahun, sehingga tidak memungkinkan pemberian akses layanan pendidikan secara maksimal.

Tantangan lainnya, ketersediaan tenaga pendidik yang masih sangat terbatas, khususnya pada daerah terpencil di wilayah kepulauan. Termasuk ketersediaan tenaga listrik dan sarana telekomunikasi, yang masih terbatas di wilayah pulau-pulau kecil dan daerah pesisir.

Adanya realokasi anggaran dan refocusing kegiatan dalam percepatan penanganan dampak Covid-19, turut mempengaruhi pelaksanaan program kebijakan daerah di bidang pendidikan di masa pandemi.

“Terhadap persoalan pelayanan pendidikan, khususnya di pulau-pulau kecil dan wilayah pesisir tersebut, dibutuhkan optimalisasi kehadiran negara dalam desain hukum berupa undang-undang tentang daerah kepulauan, yang memberikan kewenangan dan alokasi anggaran yang optimal, sehingga pemerataan pembangunan terutama pelayanan pendidikan yang memadai dapat menjangkau semua masyarakat di wilayah kepulauan, termasuk pulau-pulau kecil dan wilayah pesisir. Olehnya, kita tidak boleh berhenti berjuang dan berbuat demi kepentingan rakyat melalui kesempatan kepemimpinan yang diamanatkan tuhan kepada kita,” pungkasnya.

Reporter : (rmh)