Kendari. Bentara Timur – Bidang Profesi dan Pengamanan ( Propam) Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) tengah meminta klarifikasi satu pilot dan empat orang kru helikopter yang membubarkan aksi demonstrasi mahasiswa di perempatan markas Polda pada Sabtu (26/9/2020).
Saat itu helikopter milik polisi terbang rendah sebanyak tiga kali di lokasi unjuk rasa mahasiswa yang mengenang satu tahun peristiwa kematian dua mahasiswa Universitas Haluoleo (UHO) yakni Immawan Randi (21) dan Muh Yusuf Kardawi (19) saat aksi demonstrasi di gedung DPRD Sultra menolak pengesahan sejumlah RUU pada Kamis (26/9/2020) lalu.
Kabid Propam Polda Sultra Kombes Pol Bambang Satriawan mengungkapkan bahwa pilot dan empat orang kru helikopter itu masih sementara dimintai klarifikasi.
“Anggota masih melakukan proses klarifikasi terhadap pilot dan kru 4 orang bu. Nanti hasilnya kita sampaikan melalui humas ya Bu,” kata Bambang dikonfirmasi via pesan WhatsApp, Senin (28/9/2020).
Ia pun belum mengetahui pelanggaran apa yang dilakukan oleh pilot dan empat kru helikopter itu.
“Soal pelanggaran atau tidak, nanti kita tunggu hasil klarifikasi selesai ya bu,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sultra Kombes Pol Ferry Walintukan menjelaskan perihal aksi helikopter yang terbang rendah di kerumunan mahasiswa.
Ia mengaku bahwa pilot terbang tanpa izin dan sepengetahuan Kapolda Sultra.
“Pilot manuver sendiri mba, tanpa izin. Saat ini sedang dalam riksa,” singkat Ferry.
Diberitakan sebelumnya, sebuah helikopter milik Polda Sultra terbang rendah sebanyak tiga kali di tengah massa aksi mahasiswa memperingati setahun kematian dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, yakni Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi pada Sabtu (26/92020) di sekitar Mapolda Sultra.
Manuver sang pilot helikopter itu membuat para demonstran dan juga polisi berhamburan menyelamatkan diri karena debu dan sampah kering yang berterbangan.
Reporter : (anp)