News  

Demo Tolak Jokowi Tiga Periode di Kendari, Mahasiswa Bentangkan Spanduk ‘Nyeleneh’

Spanduk nyeleneh saat demo tolak Jokowi 3 periode di depan Kantor DPRD Sultra, Senin (11/4/2022). Foto/ist
Spanduk nyeleneh saat demo tolak Jokowi 3 periode di depan Kantor DPRD Sultra, Senin (11/4/2022). Foto/ist

Kendari, bentaratimur.id – Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di depan Kantor DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (11/4/2022).

Aksi ini menyisakan sedikit gelak tawa akibat tulisan lucu para pendemo yang dibawanya untuk menyuarakan tuntutannya. Berbagai spanduk dengan tulisan nyeleneh warnai demo tolak Jokowi tiga periode.

Aksi mahasiswa diawali dengan melakukan long march dari kampus masing-masing menuju Kantor DPRD Sultra.

Sambil membentangkan spanduk penolakan terhadap kebijakan pemerintah mereka pun berorasi secara bergantian.

Namun dari berbagai spanduk penolakan ada beberapa spanduk yang bikin perhatian publik tertawa, salah satunya spanduk yang bertuliskan “Mending Tiga Ronde di Ranjang Dari Pada 3 Periode”.

Spanduk nyeleneh saat demo tolak Jokowi 3 periode di depan Kantor DPRD Sultra, Senin (11/4/2022). Foto/ist
Spanduk nyeleneh saat demo tolak Jokowi 3 periode di depan Kantor DPRD Sultra, Senin (11/4/2022). Foto/ist

Selain itu ada juga spanduk bertuliskan “Dari pada BBM Naik, Mending Ayang yang Naiki #69”.

Sementara peserta aksi dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kendari membawa spanduk bertuliskan “Gagal Nikah Karna Mahal Minyak”.

Dari kelompok massa Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI) tak mau kalah, dengan membawa spanduk bertuliskan “Jangan Matikan Keadilan, Matikan Saja Mantanku !!! Diam Bukanlah Solusi, Gerak Adalah Aksi”.

Akibat aksi demo mahasiswa tersebut, arus lalu lintas di Jalan Abdullah Silondae, tepatnya di perempatan eks MTQ sempat terganggu. Polisi terpaksa harus mengalihkan arus lalu lintas ke jalur lain.

“Kami dari mahasiswa menolak penundaan Pemilu 2024, menolak presiden tiga periode, menolak kenaikan BBM, menolak kenaikan harga minyak goreng (migor) dan menolak kenaikan PPh 11 persen,” ujar salah seorang peserta aksi.

Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Shaleh yang datang menemui para mahasiswa menyatakan dukungan terhadap tuntutan mahasiswa.

“DPRD Sultra menyatakan sikap menolak penundaan pemilu, menolak kenaikan BBM dan berbagai persoalan yang dituntut oleh mahasiswa. Kami mendukung aspirasi dan tuntutan adik-adik mahasiswa,” ujar Rahman Shaleh.

Pria yang akrab disapa ARS itu menegaskan, pihaknya mendesak pemerintah pusat untuk segera menstabilkan harga bahan pokok, utamnya minyak goreng.

“Kami meminta untuk disediakan kebutuhan pokok masyarakat, terutama minyak goreng yang masih saja langka. Untuk itu kami meminta Presiden Jokowi harus segera menuntaskan masalah ini. Tuntutan adik-adik ini, akan kami teruskan ke pusat,” katanya.

Ia juga menyampaikan, di bulan suci Ramadan ini, pemerintah harus betul-betul menjamin ketersediaan bahan pokok seluruh masyarakat. Jangan sampai ada kekurangan dan kelangkaan bahan pangan, yang membuat masyarakat kesusahan.

Aksi mahasiswa ini sempat ricuh. Para pendemo melempari aparat kepolisian dengan batu. Polisi yang berjaga pun membalasnya dengan tembakan gas air mata.

Setelah itu polisi kemudian memukul mundur pendemo untuk menjauh dari depan Kantor DPRD Sultra.

Reporter : R. Hafid