Ekobis  

Harga Minyak Goreng di Kendari Tembus Rp70 Ribu, Pria Ini Produksi Sendiri

Seorang pria di Kota Kendari, bernama Rian Adriansyah (32) saat mrmbuat minyak goreng sendiri dari buah kelapa, Sabtu (12/3/2022). Foto/ist
Seorang pria di Kota Kendari, bernama Rian Adriansyah (32) saat mrmbuat minyak goreng sendiri dari buah kelapa, Sabtu (12/3/2022). Foto/ist

Kendari. Bentara Timur – Harga minyak goreng capai Rp70 ribu per liter di sejumlah pasar tradisional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Harga minyak goreng ini merupakan rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Selain mahal, warga juga kesulitan mencari minyak goreng

Namun situasi ini, memicu aksi kreatif dari seorang pria di Kota Kendari, bernama Rian Adriansyah (32). Ia berinisiatif memproduksi minyak goreng sendiri dari buah kelapa.

Pria yang berprofesi sebagai staf Bidang Humas Polda Sultra itu rela menyisipkan waktu untuk mengumpulkan puluhan kelapa tua sebagai bahan dasar pembuatan minyak goreng.

Rian menuturkan, untuk membuat minyak kelapa dirinya menggunakan 30 butir kelapa tua yang diparut lalu dijadikan santan kemudian dimasak. Untuk lebih efisiennya, ia memasak santan kelapa menggunakan tungku berbahan bakar kayu.

“Hasilnya sekitar 3 liter minyak kelapa,” ujarnya saat ditemui ketika membuat minyak goreng dari buah kelapa di Kendari, Sabtu (12/3/2022).

Rian bilang, untuk proses menghasilkan minyak kelapa dibutuhkan waktu sekitar tiga jam pemasakan hingga menjadi minyak yang siap pakai yang ditandai dengan munculnya tai minyak (ampas kelapa yang diolah dari endapan sisa membuat minyak goreng) berwarna kecokelatan, lalu kemudian disaring dan minyak siap untuk digunakan.

Proses pemasakan santan untuk menjadi minyak harusnya bisa lebih cepat dengan cara mendiamkan santan selama satu malam, namun akan menghasilkan tai minyak yang berasa kecut.

Disela-sela proses pembuatan minyak kelapa, Rian juga turut berkomentar terkait dengan kelangkaan minyak goreng saat ini, menurutnya konflik kepentingan antara perut dan energi juga turut menjadi penyebab kelangkaan minyak.

Katanya, saat ini banyak pengusaha sawit penghasil Crude Palm Oil (CPO) lebih memilih untuk menjual CPO ke luar negeri untuk dijadikan bio diesel daripada dijual ke produsen penghasil minyak goreng, sehingga bahan dasar untuk produksi minyak goreng semakin sedikit.

“Jual CPO jadi bio diesel cuannya lebih besar,” pungkasnya.

Untuk diketahui, harga minyak goreng di sejumlah pasar tradisional di Kota Kendari berkisar antara Rp60 ribu hingga Rp70 ribu. Selain mahal, warga juga kesulitan mencari minyak goreng.

Kiki (34), salah seorang ibu rumah tangga Selain mahal, warga juga kesulitan mencari minyak goreng menggaku heran dengan kelangkaan minyak goreng dipasaran. Padahal kata dia, Indonesia  merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.

Ia mengaku, selama sepekan terakhir ini ibu-ibu kesulitan mencari minyak goreng dan kalaupun ada pihak distributor yang menjual sangat terbatas serta harus antre berjam-jam baru bisa mendapatkan 1-2 liter.

Iya mencontohkan warga di Kelurahan Wundudopi, Kecamatan Baruga, Kendari, misalnya, pada hari Selasa 8 Maret dan Rabu 9 Maret  antre di sebuah gudang milik distributor minyak goreng untuk mendapatkan dua liter minyak goreng dalam kemasan merek tertentu, dengan syarat harus menyetor kartu identitas diri (KTP) sehari sebelum mendapatkan minyak goreng.

Menanggapi kelangkaan minyak goreng, pemerintah melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) minta masyarakat di ibu kota Provinsi Sultra ini agar melapor jika menemukan adanya oknum, baik dari pihak distributor maupun agen minyak goreng, yang sengaja melakukan penimbunan.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sultra, Siti Saleha mengatakan, pihaknya bersama instansi terkait yang tergabung dalam TPID terus melakukan pengawasan dan pemantauan terkait perkembangan harga minyak goreng yang terus melejit.

“Jangan sampai ada distributor yang nakal menjual dengan harga di atas HET (Harga Eceran Tertinggi) kemudian ada penimbunan, melakukan penimbunan berarti mempengaruhi harga dan kelangkaan,” kata Saleha di kantornya, Jumat (11/3/2022).

Saleha bilang, Disperindag Sultra akan menggelar operasi pasar di halaman kantor Perindag pada 15 Maret ini. Cara ini sebagai salah satu upaya dari pemerintah dalam mengatasi hal itu.

“Diupayakan tanggal 15 Maret ini Insyaallah kita sudah melakukan operasi pasar dan kalau habis stoknya nanti kami minta lagi ke distributor,” jelasnya.

Reporter : R. Hafid