Kendari, bentaratimur.id – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar rapat paripurna istimewa memperingati hari jadi atau hari ulang tahun (HUT) ke 58 Provinsi Sultra di gedung paripurna DPRD setempat, Selasa (26/4/2022).
Rapat dipimpin oleh Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Shaleh didampingi para wakil ketua yakni, Herry Asiku, dan Nursalam Lada. Hadir pula Gubernur Sultra Ali Mazi, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Sultra, para pejabat pimpinan tinggi pratama lingkup Pemprov Sultra, pimpinan instansi vertikal (kementerian/lembaga dan BUMN), serta pimpinan BUMD lingkup Provinsi Sultra.
Abdurrahman Shaleh mengatakan, seiring bertambahnya usia Provinsi Sultra, semakin bertambah pula pengalaman bagi putra putri negeri dalam mengelolah kesuksesan pembangunan daerah.
“Semoga di momen peringatan hari jadi provinsi ini, kita mengambil nilai serta pelajaran berharga dalam merawat kebhinekaan, menjalin semangat dan solidaritas, memperkukuh persaudaraan, serta mengembangkan persatuan di antara warga,” katanya.
Pria yang akrab disapa ARS itu mengungkapkan, tren positif pertumbuhan ekonomi Sultra pada 2021 diperkirakan akan berlanjut hingga 2022.
Membaiknya kondisi perekonomian itu dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya perkiraan jalannya produksi sektor pertambangan dan industri pengolahan seiring perbaikan permintaan dari negara mitra dagang utama Sultra. Termasuk membaiknya konsumsi masyarakat yang mendorong putaran ekonomi.
Pengaruh lainnya yakni, adanya realisasi investasi beberapa pelaku usaha sektor pengolahan, berjalannya event skala nasional, relatif masih terjaganya produksi sektor pertanian, tingginya aktivitas konstruksi seiring penyelesaian proyek dan penambahan proyek baru pemerintah dan swasta, serta mulai membaiknya aktivitas perdagangan seiring perbaikan penanganan Covid-19.
Sementara itu, berdasarkan data diformulasikan Bank Indonesia untuk triwulan IV 2021, sektor paling banyak menyerap tenaga kerja di Sultra adalah informal sebesar 62,81 persen yang terbagi melalui sektor usaha pertanian, perdagangan, industri pengolahan, konstruksi, dan sektor transportasi. Sementara tambang hanya 2,64 persen tenaga kerja.
“Kondisi ini diharapkan terus berkontribusi pada peningkatan penyerapan tenaga kerja. Dalam konteks pembangunan daerah, Pemda melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik, meski masih perlu dioptimalkan pada masa mendatang,” ujar Ketua DPW PAN itu.
Khusus investasi pertambangan, serapan tenaga kerja lokal harus lebih berdaya. Untuk mengoptimalkan hal itu, diperlukan langkah membentuk dan mengaktifkan lembaga pelatihan vokasi bagi peserta didik dengan menyesuaikan kurikulum sesuai kebutuhan industri di wilayah Sultra.
“Cara ini lebih fit dan proper untuk mempersiapkan gradasi alih teknologi yang lebih baik di masa mendatang,” tutur Ketua PODSI Sultra itu
Selain itu, kata ARS, penyerapan tenaga kerja lokal perlu diupayakan dengan membangun sinergitas antarberbagai stakeholder melalui dorongan investasi pada lapangan usaha potensial yang bersifat padat karya dan berdampak besar bagi penanganan tenaga kerja.
Di lain sisi, pemerintah daerah perlu terus mendorong pengembangan UMKM melalui peningkatan kapasitas, akses pembayaran hingga kelembagaan.
Dalam upaya melaksanakan dan meningkatkan dimensi pembangunan daerah, DPRD Sultra akan selalu berkontribusi terkait peran dan posisinya, baik sebagai mitra utama pemerintah maupun maupun wakil rakyat dalam merespon aspirasi publik.
“Sebagai mitra utama, DPRD Sultra tetap fokus mengembangkan perannya sebagai bagian dari penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk mendorong, membantu, serta mengawasi jalannya pembangunan. Dan sebagai duta masyarakat, DPRD tetap pada eksitensinya merespon, menyerap, dan memperjuankan aspirasi publik yang disampaikan di rumah aspirasi,” bebernya.
Sementara itu, Gubernur Ali Mazi menyampaikan bahwa banyak hal dicapai selama pembangunan daerah sejak kelahiran hingga usianya sekarang ini. Sultra telah mencapai kemajuan walaupun beberapa indikator masih akan terus dibenahi.
Beberapa capaian tersebut, seperti secara umum daerah Sultra dalam kategori aman dari gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, kecuali gangguan kriminal biasa. pada 2021 semasa pandemi, pertumbuhan ekonomi daerah mencapai 4,10 persen (lebih baik dari tahun 2020 sebesar minus 0,65 persen).
Kemudian rasio gini Sultra pada September 2021. Di mana daerah perkotaan menurun sebesar 0,402 dibandingkan September 2020 sebesar 0,403, sedangkan perdesaan naik 0,353 dibading September 2020 sebesar 0,348.
Tingkat kemiskinan pada September 2021 sebesar 11,74 persen (323.260 jiwa), meningkat dibandingkan Maret 2021 sebesar 11,66 persen (318.700 jiwa). Tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2021 sebesar 3,92 persen, menurun dibanding Agustus 2020 mencapai 4,58 persen. Sementara indeks pembangunan manusia di Sultra pada 2021 mencapai 71,66 lebih tinggi dari 2020 sebesar 71,45.
Ali Mazi bilang, semua capaian itu dapat terwujud karena adanya sinergitas semua komponen pembangunan di daerah ini, meskipun diperhadapkan pada berbagai persoalan, baik bersifat lokal, nasional maupun global, seperti gangguan pandemi Covid-19. (Adv)