Kendari, bentaratimur.id – Jenazah perwira Brimob Polda Sulawesi Tenggara (Sultra), Ipda Imam Agus Husein diterbangkan kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara melalui upacara kehormatan pelepasan jenazah di Markas Brimob Polda Sultra, Selasa (12/4/2022).
Upacara itu dipimpin langsung oleh Kapolda Sultra, Irjen Pol Teguh Pristiwanto sebagai inspektur upacara serta diikuti oleh para pejabat utama Polda Sultra dan Satuan Brimob Polda Sultra.
Upacara juga dihadiri ibu Ipda Imam Agus Husein beserta keluarga menggunakan pakaian adat Batak.
Usai upacara, sekitar pukul 07.30 WITa, jenazah langsung diberangkatkan ke Bandara Haluoleo, Konawe Selatan untuk selanjutnya diterbangkan ke kampung halamannya.
Peti jenazah dipikul 8 pasukan Brimob berseragam hitam-hitam dari dalam gedung ke halaman menuju ambulans yang telah menanti di tepi jalan. Di depan pasukan pembawa peti jenazah terdapat prajurit pembawa foto Ipda Imam.
Kepala Bidang Operasi Satuan Brimob Polda Sultra, AKP Asri Dini mengatakan, jenazah di terbangkan ke Makassar pada pukul 09.30 WITa menggunakan pesawat Lion Air JT-987.
Asri bilang, rute penerbangan jenazah Ipda Imam akan mengalami transit beberapa kali sebelum tiba di rumah duka di Jalan Wiliam Iskandar, Kelurahan Penyabungan Dua, Kecamatan Penyabungan, Kabupaten Mandailing Natal.
“Dari Kendari akan menuju Makassar, lalu menggunakan pesawat Batik Air menuju Jakarta. Selanjutnya menuju Padang, Sumatera Barat dan akan melalui jalur darat ke Kabupaten Mandailing Natal. Diperkirakan jenazah akan tiba di rumah duka pukul 16.45 WIB,” katanya.
Asri mengungkapkan, dalam pemulangan jenazah ke kampung halaman, Wakil Komandam Detasemen Gegana Brimob Polda Sultra, Kompol I Gusti Komang Sulastra dan dua orang rekan seangkatan almarhum ikut mendampingi.
Asri menyampaikan, meninggalnya Ipda Imam merupakan kehilangan besar bagi satuan Brimob pada khususnya, dan kepolisian pada umumnya. Terlebih lagi, almarhum baru dua tahun bertugas setelah menjalani pendidikan.
Di mata Asri, arbituren akademi kepolisian tahun 2020 itu dikenal sebagai sosok yang bersahaja. Dalam bertugas sehari-hari sebagai perwira Unit Detasemen Gegana Brimobda Sultra, ia dikenal sebagai orang yang rendah hati.
“Beliau itu orangnya baik. Akrab dan dekat dengan siapa saja, dengan anggota. Selalu melaksanakan tugas dengan baik. Dalam kegiatan apapun selalu antusias, selalu semangat,” kenang Asri.
Diketahui, perwira Brimob Polda Sultra, Ipda Imam Agus Husein meninggal dunia setelah pengamanan demonstrasi di depan Kantor DPRD Sultra pada Senin (11/4/2022).
Polisi kelahiran 30 Agustus 1995 itu mengaku sesak napas hingga dilarikan ke rumah sakit. Namun, nyawanya tidak tertolong.
Kepala Bidang Humas Polda Sultra, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Ferry Walintukan menyampaikan, Ipda Imam meninggal di Rumah Sakit Bhayangkara Kendaribpada Senin sekitar pukul 17.30 WITa. Ia dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami sesak napas sekitar pukul 15.30 Wita.
”Setelah mengalami sesak, beliau dilarikan ke rumah sakit. Setelah dilakukan berbagai tindakan, nyawa Ipda Imam tidak bisa tertolong,” kata Ferry.
Menurut Ferry, almarhum memang bertugas di DPRD Sultra dalam pengamanan aksi mahasiswa. Imam bersiap di mobil Barracuda, dan tidak berhadapan dengan peserta aksi.
”Jadi memang tidak ada hubungannya dengan aksi tadi siang. Kejadiannya juga setelah aksi yang sempat ricuh beberapa waktu. Tapi untuk kronologi lengkapnya, kami masih tunggu dari tim yang sedang mengumpulkan informasi,” ujar Ferry.
Berdasarkan informasi yang dihimpun bentaratimur.id, Ipda Imam yang bertugas sebagai Kanit II Subden II Gegana Brimob Polda Sultra melakukan patroli pembubaran massa. Ia berkeliling di mobil dengan posisi pintu yang setengah terbuka.
Akan tetapi, di perempatan Jalan Made Sabara dan Brigjen M Yoenoes, Kelurahan Korumba, pintu mobil tersebut tertabrak kendaraan lain. Pintu lalu menghantam bagian dada Imam. Ia masih sempat mengatur sejumlah personel sebelum mengeluh sesak di dada.
Sebelumnya, aksi ribuan mahasiswa di Kendari berakhir bentrok. Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Kendari, menggelar aksi nasional. Mereka berkumpul di kantor DPRD Sultra sejak Senin pagi hingga siang.
Sejumlah perwakilan lembaga dan organisasi bergantian orasi menyuarakan pendapat. Mereka menyoal sejumlah polemik di masa pemerintahan Presiden Jokowi.
Sejumlah hal yang disorot antara lain persoalan kenaikan harga bahan pokok, kenaikan BBM, isu penundaan Pemilu 2024, hingga kenaikan PPN.
Aksi yang semula berlangsung damai lalu berubah drastis. Lalu beberapa saat kemudian, terjadi ricuh antara masa aksi dan petugas kepolisian sekira pukul 13.25 WITa.
Bermula dari aksi sejumlah mahasiswa yang datang dari arah perempatan yang menghubungkan Kantor DPRD Sultra dengan area tugu MTQ Kendari. Saat itu, beberapa mahasiswa sempat melempar batu ke arah polisi yang mengamankan demo.
Polisi lalu mendesak mahasiswa mundur dengan tembakan gas air mata beruntun. Polisi juga mengejar sejumlah mahasiswa dan menangkap beberapa orang.
Reporter : R. Hafid