Kadis Dikbud Sultra Ancam Polisikan Kepala Desa Posouha Kolaka

Ketua Osis SMKN 9 Kolaka, dan para guru menemui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Yusmin untuk menceritakan kronologi terkait kejadian Kepala Desa Pesouha yang membentak siswa dan guru di sekolah tersebut. Pertemuan itu terjadi di ruangan Kadis Dikbud Sultra, Minggu (2/10/2023). Foto/R. Hafid/bentaratimur.id
Ketua Osis SMKN 9 Kolaka, dan para guru menemui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Yusmin untuk menceritakan kronologi terkait kejadian Kepala Desa Pesouha yang membentak siswa dan guru di sekolah tersebut. Pertemuan itu terjadi di ruangan Kadis Dikbud Sultra, Minggu (2/10/2023). Foto/R. Hafid/bentaratimur.id

Kendari, Bentara Timur – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Yusmin mengecam sikap dan mengancam akan mempolisikan Kepala Desa (Kades) Pesouha, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Yastin Sutrisno, yang membentak puluhan siswa dan guru SMKN 9 Kolaka.

Peristiwa tersebut terjadi pada 25 September 2023, saat para siswa dan guru SMKN 9 Kolaka melakukan aksi blokade jalan di depan sekolah tersebut untuk menuntut penyiraman jalan akibat banyaknya debu karena aktivitas pemuatan timbunan oleh truk yang melintas.

Yusmin bilang, apa yang dilakukan Kades Pesouha dengan melakukan intimidasi kepada siswa dan guru SMKN 9 Kolaka merupakan tindakan yang tidak terpuji. Apalagi sampai melontarkan kata-kata kasar.

“Masa seorang kepala desa menyuruh sopir untuk menabrak guru dan siswa yang melakukan pemblokiran jalan. Bagaimana kalau sopir dia lakukan,” kata Yusmin di kantornya, Senin (2/10/2023).

Menurut Yusmin, kalimat itu merupakan ancaman dan itu adalah tindak pidana. Padahal, para siswa dan guru hanya meminta untuk dilakukan penyiraman terhadap jalan tersebut.

“Persoalan itu saya ambil alih, dan saya akan laporkan sikap arogansi kepala desa itu. Mestinya kepala desa mendukung apa yang dilakukan oleh guru dan siswa, bukan malah sebaliknya,” ujar Yusmin.

Yusmin mengungkapkan, para guru tidak mungkin melakukan pemblokiran jalan, kalau tanpa sebab. Menurut pengakuan para guru kata Yusmin, debu yang ditimbulkan akibat aktivitas truk yang melalui jalan tersebut sudah meresahkan para siswa dan guru.

“Debu akibat aktivitas pemuatan timbunan oleh truk yang melintas itu sudah memakan korban, dimana sudah ada guru dan siswa yang sakit. Itu yang memicu amarah para guru dan siswa, padahal mereka sudah minta agar dilakukan penyiraman jalan,” bebernya.

Lebih lanjut Yusmin mengatakan, dirinya akan menyampaikan persoalan ini kepada Bupati Kolaka agar melakukan evaluasi terhadap Kades Pesouha, meskipun ia telah meminta maaf.

“Saya dengar kepala desa itu sudah meminta maaf. Tapi saya menginginkan dia minta maaf ke publik karena dia adalah pejabat publik. Sekarang saya lagi kumpulkan bukti soal bicaranya yang mengatakan tabrak saja. Kita harus berikan pelajaran, agar tidak terjadi lagi kejadian serupa,” pungkas Yusmin.

Sebelumnya, beredar video Kades Pesouha, Yastin Sutrisno mendatangi lalu membentak puluhan siswa dan guru SMKN 9 Kolaka. Peristiwa itu terjadi di Jalan poros Desa Pesouha, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sultra, pada Senin (25/9/2023).

Dalam video berdurasi 1,44 menit tersebut, nampak puluhan siswa dan guru melakukan pemblokiran jalan. Mereka berdiri tepat di tengah jalan sembari memarkirkan motor.

Para siswa dan guru SMKN 9 Kolaka melakukan pemblokiran jalan sebagai bentuk protes mereka karena sudah tidak tahan dengan debu yang ditimbulkan oleh aktivitas truk perusahaan tambang yang menggunakan jalan tersebut.

“Sudah banyak guru dan siswa yang sakit karena hirup debu. Kami hanya minta sebelum melintas mohon disiram dulu jalannya,” teriak salah satu guru dalam video itu.

Tak lama kemudian datang seorang pria menggunakan topi hitam seragam aparatur sipil negara membentak para siswa dan guru. Namun bentakan itu dibalas dengan sorakan oleh para siswa. Belakangan diketahui pria yang menggunakan topi hitam tersebut bernama Yastin Sutrisno.

“Jangan kasih begitu. Ini jalan umum. Apa gunanya ibu merekam begitu, kalian tidak mau diatur dengan pemerintah kah,” kata Yastin Sutrisno dengan nada membentak sembari menunjuk ke arah para siswa.

Kades Pesouha, Yastin Sutrisno membenarkan kejadian tersebut. Katanya, persoalan itu sudah diselesaikan melalui mediasi.

“Kita sudah mediasi, untuk sementara waktu akan dilaksanakan penyiraman untuk meminimalisir debu,” kata Yastin Sutrisno melalui sambungan telepon.

Yastin Sutrisno menyebut, jalan poros tersebut saat ini tengah dilintasi oleh tiga perusahaan tambang yakni, PT Vale, Perusda Kolaka, dan PT PMS.

Penulis : R. Hafid