Tak Berkategori  

Nasib Ngenes Karena Corona, Industri Perhotelan di Sultra Mulai Bangkit

Sejumlah hotel di Kendari terpaksa tutup selama pandemi Covid-19 melanda. Hotel Cendana yang ada di bilangan Tipulu Kota Kendari tutup sejak Maret 2020/Foto/Bentaratimur-onf

Kendari. Bentaratimur – Sektor jasa perhotelan di Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai bangkit dari keterpurukan setelah 8 bulan pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Hal itu dibuktikan dengan okupansi atau tingkat hunian hotel yang mulai mengalami peningkatan. Saat ini okupansi berada di kisaran 50 sampai 60 persen.

Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) Eko Dwisasono menjelaskan geliat industri perhotelan mulai terjadi seiring dengan adaptasi kebiasaan baru. Peningkatan okupansi ini mulai terlihat sejak Agustus lalu.

pengunjung hotel saat ini  kebanyakan berasal dari luar kota. Termasuk kegiatan yang digelar oleh perkantoran. Dia juga mengatakan seiring pulihnya okupansi hotel pengelola perhotelan juga memperketat penerapan protokol kesehatan (Prokes)

Eko optimis di awal  tahun 2021 industri perhotelan akan semakin membaik seiring dengan pemulihan sektor-sektor lainya. Salah satunya sektor pariwisata yang bersinggungan langsung dengan industri perhotelan dan rumah makan.

“memukul segala sektor termasuk pada industri perhotelan dan restoran. Hanya sepekan setelah adanya kasus positif Covid-19 di Kendari diumumkan, seketika itu juga hotel yang beroperasi tutup. Dari sekitar 300 hotel yang ada, 90 persennya terpaksa tutup.

“Covid-19 otomatis menghancurkan sektor jasa ini. Di awal, beruntung kalau okupansi sampai 10 persen.  Namun seiring waktu okupansi sampai saat ini sudah mulai membaik antara 40-50 persen. Sebelumnya  virus corona menihilkan tamu atau pun hajatan baik yang digelar pemerintah atau warga” jelas Eko menceritakan dampak pandemi Covid-19 saat dihubungi Selasa (10/11/2020) pagi.

Pandemi Covid-19 yang terjadi pada Maret 2020 lalu menyebabkan 30 hotel bintang dan 100 lebih hotel non bintang yang ada di Kota Kendari   mengalami kemerosotan. Dampak lainya yang lebih parah yakni ribuan pekerja di sektor ini terpaksa dirumahkan.

Kepala Bidang Kabid Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sultra Muhammad Amir Taslim mengatakan data yang mereka miliki  selama pagebluk melanda ada  2.351 pekerja atau buruh dari 86 perusahaan yang tersebar di 17 kabupaten/kota yang dirumahkan.  Dari jumlah itu, 97 pekerja yang terkena PHK.

Namun begitu menurut Amir, sejak pemberlakuan adaptasi baru atau new normal dengan ditandai mulai bergeliatnya perekonomian mengatakan perusahaan mulai kembali mempekerjakan karyawan yang dirumahkan.

“Belum ada laporan lagi karyawan yang dirumahkan atau di PHK, kecenderungan sekarang karyawan yang dirumahkan atau  diminta kembali untuk bekerja, dengan model penuh waktu atau paruh waktu,” terang Amir Selasa pagi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

 

Reporter : (onf)