Tak Berkategori  

Trend Bersepeda di Masa Pandemi

Tren bersepeda merambah sampai ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Ruslan (tengah) bersama komunitas pesepeda berswafoto di depan lokasi permandian air terjun Moramo di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Foto/istimewa

Kendari. Bentara Timur – Pandemi Covid-19 sudah berlangsung 8 bulan lebih.  Selama itu pula bermunculan sejumlah trend dan gaya hidup yang dilakukan warga di tengah pandemi. Sebut saja trend bersepeda.  Jika sebelumnya trend ini hanya terjadi di kota-kota besar, bersepeda rupanya kini sudah merambah sampai ke Kendari, Sulawesi Tenggara.

Naning (25) salah satunya, warga di Jalan Kadia ini mengatakan ia memulai bersepeda di masa pandemi. Baru 3 bulan tepatnya.  Naning mengaku memilih bersepeda sebagai aktivitas bukan hanya sekedar mengikuti trend.  Tapi juga menjadi aktivitas untuk mengusir kebosanan karena pembatasan aktivitas di tempat umum. Nah bersepeda salah satu aktivitas yang aman dilakukan di luar rumah karena tetap bisa mematuhi protokol pencegahan penyebaran virus corona.

“Ini sehatnya dapat, keseruanya juga dapat. Karena bisa beraktivitas di luar tidak khawatir bersentuhan dengan orang,” kata Naning kepada bentaratimur, Jumat (6/11/2020)

Hal yang sama juga disampaikan Ruslan (40), pria yang sehari-harinya bekerja sebagai konsultan itu mengatakan, “racun” bersepeda juga menular kepada tiga anaknya.

Ia mengatakan dalam sepekan ia bersama putra-putrinya bisa 4 sampai 5 kali bersepeda. Biasanya ia bersepeda di waktu sore atau malam hari. Di waktu itu menurut Ruslan cuaca lebih teduh sehingga lebih nyaman saat mengayuh sepeda.

Menurut Ruslan ia dan ketiga anaknya kerap memilih lokasi-lokasi wisata yang ada di dalam kota. Hal itu dilakukan karena setelah bersepeda anak-anaknya kerap berswafoto untuk selanjutnya diunggah ke media sosial atau sekedar menjadi koleksi foto pribadi.

“Di awal-awal itu yah ke lokasi yang ada di dalam kota saja, tapi kalau sekarang, kami bersepeda bisa sampai puluhan kilo, sampai ke luar kota terdekat dari Kendari,” kata  Ruslan.

 

Berkah Pendapatan UMKM

Meningkatnya minat bersepeda di Kota Lulo, membawa berkah bagi sejumlah pedagang.  Rudi misalnya, pemilik toko sepeda di bilangan Pasar Mandonga ini, mengatakan, pembelian sepeda di tokonya meningkat.  Dalam sebulan bisa sampai  puluhan  unit sepeda laku terjual.   Selain itu harganya juga meningkat sehingga berdampak pada omset penjualanya.  Sebelum pandemi harga sepeda ada di kisaran Rp700 ribu untuk harga terendah kini kenaikanya bisa sampai 50 persen.

“Kalau harga paling rendah yang ratusan ribu untuk anak-anak, untuk yang dewasa harganya jutaan, tapi biarpun mahal yah tetap ada yang beli kok,” terang Rudi.

 

Reporter :   (onf)