Uni Eropa Social DigiThon Cari Inovator untuk Tantangan COVID-19

Bentara Timur – Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, bekerja sama dengan Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI),  menggelar kompetisi EU Social DigiThon bertema “Aksi Muda untuk Perubahan”. Kompetisi ini bertujuan untuk menghadirkan pemikiran kreatif dan inovatif dari seluruh Indonesia untuk mengembangkan ide solusi berbasis digital guna menjawab tantangan terkait COVID-19.

Kompetisi EU Social DigiThon mencari ide-ide proyek untuk menangani salah satu dari tiga bidang yakni  tantangan yang dihadapi oleh anak-anak dan remaja, tantangan yang dihadapi perempuan dan anak perempuan atau tantangan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas.

“Para manula, perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya di tengah masyarakat adalah yang paling terdampak Covid-19. EU Social DigiThon adalah upaya untuk membantu menemukan solusi inovatif untuk tantangan sosial-ekonomi di Indonesia yang diperburuk  krisis COVID-19,” jelas Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket dalam ketarangan tertulisnya Selasa (19/1) .

Nantinya peserta  EU Social DigiThon ini harus  mengirimkan ide dalam bentuk catatan konsep. Sepuluh finalis akan dipilih untuk memaparkan solusi mereka kepada panel juri yang terdiri dari perwakilan dari Delegasi Uni Eropa, ASIOTI dan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).

Tiga pemenang akan mendapatkan bimbingan dan dukungan untuk melaksanakan proyek mereka dan mewujudkan gagasan mereka. Kompetisi EU Social DigiThon dimulai pada 19 Januari 2021 dan berakhir pada 21 Februari 2021 pukul 17. 00 waktu Jakarta.

Komisioner Komnas Perempuan, Andy Yentriani, mengatakan,  Covid-19 memicu peningkatan kekerasan berbasis gender, secara seksual, psikis dan fisik, terhadap perempuan dewasa dan anak di Indonesia. Perempuan saat ini juga berpotensi lebih besar untuk jatuh ke jurang kemiskinan, dibandingkan dengan laki-laki.

“Peran serta pemuda untuk turut memecahkan masalah ini sangat diharapkan. Salah satunya melalui cara kreatif seperti EU Social DigiThon ini,” terang Yetriani.

Sekretaris Jenderal ASIOTI, Fita Indah Maulani menyatakan bahwa teknologi yang dikembangkan harus dapat menyelesaikan permasalahan tanpa menimbulkan masalah baru.

“Inovator muda Indonesia dapat meningkatkan kepekaan sosialnya dan mendasarkan gagasannya pada kebutuhan mendesak di lingkungan sekitar. Kemudian, menyesuaikan teknologi berbasis IoT seperti apa yang dapat dikembangkan dan diaplikasikan sehingga dapat menjadi solusi dari masalah tersebut,” jelasnya

Penulis : (onf)