Minta Warga Tidak Mudik Lebaran, Ali Mazi: Jangan Diterjemahkan Macam-Macam

Kendari. Bentara Timur – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi meminta masyarakat untuk tidak mudik lebaran menjelang perayaan hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Hal ini untuk mengantisipasi agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19, seperti yang terjadi di India dan beberapa negara lain di dunia.

Hal itu dikemukakan gubernur kepada wartawan usai memimpin apel gelar pasukan Operasi Ketupat Anoa 2021 di Mapolda Sultra, Rabu (5/5/2021). Kegiatan ini dihadiri unsur Forkopimda, Wali Kota Kendari, dan sejumlah pejabat lain di lingkungan lembaga vertikal, baik sipil maupun TNI/Polri.

Ali Mazi bilang, narasi tunggal larangan mudik secara nasional tidak boleh lagi diterjemahkan macam-macam. Yang harus dilakukan saat ini adalah mematuhi aturan yang telah dibuat.

Sebagai tindak lanjut dari larangan mudik secara nasional yang diinstruksikan presiden, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra telah mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Nomor 443.1/1898 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Antar-Kabupaten/Kota dalam Provinsi Sulawesi Tenggara dengan Transportasi Selama Idulfitri 1442 Hijriyah/Tahun 2021 Masehi dalam rangka Pengendalian dan Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) tanggal 4 Mei 2021.

“Karena ini aturan yang kita harus patuhi, tidak boleh lagi diterjemahkan. Harus patuh. Lihatlah India. Kita di Indonesia khususnya di Sultra, jangan sampai terjadi hal-hal seperti itu,” katanya.

Ia menambahkan, kasus Covid-19 di Sultra memang melandai, namun ia meminta warga tidak boleh lengah, tetap waspada dan memberikan pengertian pada masyarakat agar benar-benar taat dan patuh pada instruksi pemerintah pusat.

Sementara itu, Kapolda Sultra, Irjen Pol Yan Sultra mengatakan, pada Operasi Ketupat Anoa sejak tanggal 6-17 Mei 2021, personel yang terlibat sebanyak 3.432 personel gabungan yang terdiri dari TNI/Polri, dan instansi lain, serta mendirikan 78 pos. Itu sudah termaksud pelabuhan, bandara, wisata, tempat keramaian, dan perbatasan.

Ia pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan mudik lebaran, karena petugas kepolisian akan berjaga di setiap pos pengamanan.

Yan Sultra mengatakan, di Sultra ada 5  titik pos penyekatan di perbatasan antar provinsi, dan 22 titik pos penyekatan antar kabupaten.

Kalau ada masyarakat yang nekat mudik, kata dia, akan diberhentikan dan disuruh putara balik. Tapi kalau ada yang lolos di kampung halamannya, nanti RT atau RW yang akan kordinasikan dengan petugas yang ada di sana, karena di setiap desa atau kelurahan ada pos kesehatan.

“Kalau ada masyarakat yang berhasil lolos di kampung halamannya, itu akan didatangi dan akan di test antigen. Ketika dia positif, itu akan dikarantina di tempat yang sudah ditentukan oleh masing-masing daerah,” kata Yan Sultra.

Reporter : (rmh)