Ekobis  

Kadin Sultra Rapat Bersama Mendagri Bahas Pengendalian Inflasi di Daerah

Ketua Umum Kadin Sultra, Anton Timbang. Foto/ist
Ketua Umum Kadin Sultra, Anton Timbang. Foto/ist

Kendari, Bentara Timur – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti rapat bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian dan jajaran tim Ketahanan Pangan Nasional secara virtual di Aula Merah Putih Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra, Jumat (26/5/2023).

Rapat bersama dengan Pemerintah Provinsi Sultra, Forkompinda, Bulog dan sejumlah lembaga di Sultra itu membahas langkah konkret pengendalian inflasi di daerah tahun 2023

Dalam rapat tersebut, Mendagri Tito Karnavian menjelaskan, bahwa inflasi yang terjadi sampai saat ini sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang terjadi kurang lebih tiga tahun sejak tahun 2019 sampai tahun 2022.

Dikatakan, dampak dari Covid-19 ini luar biasa seluruh aktifitas terganggu dan sebagian berhenti hal ini menyebabkan keterpurukan ekonomi baik di tingkat petani, nelayan, pedagang sampai pada industri dan pabrik.

“Olehnya itu, kami meminta kepada seluruh jajaran yang terkait di daerah untuk fokus mengendalikan inflasi. Dalam kondisi seperti ini ditambah lagi dengan adanya suhu ekstrim yang mengancam beberapa negara termasuk Indonesia yakni, elnino dan lanina. Elnino yakni adanya musim kering dan lanina adalah musim penghujan,” ujar Tito.

Tito melanjutkan inflasi setiap daerah berbeda-beda. Namun, secara umum hampir terjadi inflasi semua khususnya, bahan pokok beras, telur, bawang merah, cabai merah, dan daging ayam ras.

Untuk itu, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yakni, perbaikan infrastruktur pertanian juga infrastruktur jalan baik jalan propinsi, kabupaten, kota maupun akses jalan ke lokasi sentra-sentra produksi dan pemasaran.

“Olehnya itu bapak Presiden Joko Widodo selalu turun ke daerah-daerah untuk memastikan infrastruktur jalan sebagai sarana transportasi masyarakat berfungsi dengan baik dan setiap kunjungan beliau ke daerah pasti masuk pasar untuk memastikan secara langsung harga-harga kebutuhan berada dalam keadaan normal,” bebernya.

Merespon hal itu, Ketua Umum Kadin Sultra, Anton Timbang mengatakan, inflasi di Sultra saat ini sekitar 5,30 persen disebabkan beberapa faktor yakni transportasi, makanan, dan minuman.

Menurutnya, inflasi pada dasarnya disebabkan tingginya permintaan dan stok terbatas pada sisi konsumen inflasi dapat menyebabkan menurunnya daya beli tapi pada sisi produsen inflasi merupakan berkah karena mereka mendapatkan harga jual yang lebih tinggi.

“Tapi inflasi bukan sesuatu yang harus dihilangkan tetapi harus dikendalikan upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga ketersediaan barang yang cukup serta memastikan distribusi barang yang lebih lancar,” kata Anton Timbang via telepon seluler, Minggu (28/5/2023).

Ketua IMI Sultra ini menambahkan, bahwa guna menekan inflasi dengan mengupayakan atau menyegerakan masyarakat untuk memanfaatkan lahan kosong atau lahan pekarangan agar lebih produktif serta melakukan kerjasama antara daerah (KAD) dengan daerah produsen untuk memastikan ketersediaan barang yang dibutuhkan.

“Selain itu melakukan operasi pasar atau sidak untuk memastikan tidak terjadi upaya menahan barang oleh pedagang besar atau distributor dan terakhir melaksanakan pasar murah tujuannya disamping membantu masyarakat yang kurang mampu juga sebagai acuan agar pedagang tidak menaikan harga tanpa aturan,” pungkasnya.

Penulis : R. Hafid