Kendari. Bentaratimur – Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19 Doni Monardo menyatakan perlu keterlibatan semua pihak untuk mensosialisasikan kebenaran SARS -Cov -2 penyebab Covid-19 serta dampaknya bagi kesehatan manusia.
Doni yang melakukan kunjungan kerja (kunker) di Sultra ini mengatakan berdasarkan survei BNPB, persentase ketidak percayaan masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) terhadap Covid-19 22,36 persen. Ini membuat warga beranggapan kebal terhadap virus corona. Posisi ini menempatkan Sultra dalam posisi keempat nasional. Dampak dari ketidakpercayaan ini menurut Doni membuat masih banyaknya warga yang abai terhadap protokol kesehatan Covid-19.
Kendatipun demikian, di kalangan masyarakat juga mulai tumbuh kesadaran untuk melakukan edukasi secara sukarela ke masyarakat. Salah satu elemen masyarakat tersebut adalah komunitas wartawan.
Mereka menggabungkan diri pada Forum Jurnalis Perubahan Perilaku (FJPP) yang berupaya melakukan edukasi kepada masyarakat melalui tulisan-tulisan mereka. Sebanyak 89 orang jurnalis di Sultra tergabung forum tersebut. Doni sangat mengapresiasi partisipasi para wartawan tersebut.
“Semoga dengan keterlibatan dan kolaborasi semua pihak, warga Sultra semakin sadar jika viris corona nyata adanya secara global,” jelas Doni dalam laporanya di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra, Selasa (10/11/2020).
Usai memberikan pemaparan terkait kondisi Covid-19 di Indonesia saat ini, Doni juga memberikan sejumlah fasilitas untuk tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat guna melindungi mereka dari paparan Covid-19 ketika merawat pasien.
Bantuan yang diberikan berupa ventilator (2 unit), hand sanitizer (20 jerigen), masker kain (150 ribu lembar), masker medis (20 ribu lembar), shoe cover (2.000 pieces), gloves atau sarung tangan (500 pieces), googles (250 pieces), desinfektan sprayer (5 pieces), hand spray (1.000 pieces), faceshield (5000 pieces), dan APD premium (10 ribu pieces).
Selain bantuan bagi tenaga medis, Doni juga memberikan alat kesehatan bagi Rumah Sakit Bahteramas terdiri dari PCR Biosewoom (5.000 test), RNA Bionner (5.000 test), dan VTM+Swab KH medical (5.000 test).
Gubernur Sultra Ali Mazi menyampaikan sejumlah persoalan-persoalan yang dihadapi Sultra dalam pengendalian wabah Covid-19, diantaranya rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan, kurangnya sumber daya manusia dalam hal analisis laboratorium, dan minimnya sarana prasarana tes Covid-19 seperti TCM (tes cepat molekuler) dan PCR.
Selain itu, gubernur juga menyampaikan alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis, baik dokter maupun perawat masih dibutuhkan.
“Tes rapid sifatnya pengecekan awal saja. Sebab, pada banyak kasus, sudah rapid berkali-kali dan hasilnya non reaktif. Namun setelah di-swab, hasilnya positif. Oleh karena itu, kebutuhan kita lebih pada perlengkapan TCM dan PCR ini,” jelas Gubernur.
Selain memberikan pengarahan dan bantuan terkait penanganan Covid-19, Doni yang juga Kepala BNPB dalam kunkernya kali ini, menyerahkan dana hibah dalam rangka rehabilitasi konstruksi pasca bencana di sejumlah daerah di Sultra termasuk pada Pemprov Sultra sendiri.
Sedangkan dana hibah untuk rehabilitasi konstruksi pasca bencana masing-masing diserahkan untuk Kabupaten Muna Barat, Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Tengah juga untuk Pemprov Sultra
Bantuan dana hibah untuk tiga kabupaten tersebut dalam bentuk pekerjaan fisik yang baru dimulai tahun anggaran 2021 mendatang. Sebelumnya, pada tahun anggaran 2019, BNPB juga telah menyalurkan dana hibah serupa ke Konawe Utara, Kolaka Utara, Muna, Buton Selatan, Kota Baubau dan Kendari. Total anggaran BNPB yang diturunkan dalam rentang tahun anggaran 2019-2020 ke Sultra mencapai Rp 133 miliar lebih.
Reporter : (onf)