Kendari, Bentara Timur – Sekolah Menangah Atas Negeri (SMAN) 4 Kendari berhasil meraih medali emas atas temuan para siswanya yang dipaparkan pada pameran inovasi internasional “World Young Inventors Exhibition” (WYIE) di Convention Centre Kuala Lumpur, Malaysia pada 16 hingga 17 Mei 2024.
Pameran bergengsi ini diikuti oleh beberapa negara, termasuk Arab Saudi, Cina, Vietnam, Korea, Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Kepala SMAN 4 Kendari, Liyu mengatakan, temuan para siswa tersebut berupa kapsul mikromolekul mimosa sebagai alternatif pencegahan kanker, khususnya kanker payudara.
“Salah satu temuan mereka itu adalah mengelolah tumbuhan putri malu menjadi obat penjaga kanker, khususnya kanker payudara. Mereka bikin dalam bentuk kapsul, setelah diteliti dan diolah. Dan itu butuh penelitian lebih lanjut,” kata Liyu saat ditemui di kantornya pada Senin (27/5/2024).
Ia menyebut, kelompok siswa yang ikut dalam inovasi tersebut terdiri dari lima siswa SMAN 4 Kendari dan satu siswa SMAN 2 Makassar yang merupakan siswa pindahan dari SMAN 4 Kendari.
Mereka adalah Aliyah Dwi Meisya, Tazkiratul Auliya, Neysa Natania Love Firdaus, Agni Kinargianti, Nillah Tri Wisdayanti, dan Fatuni Syifa Hadi Laras Tsania.
Tim SMAN 4 Kendari dianugerahi medali emas karena diakui bahwa temuannya itu merupakan hal yang sangat berguna, utamanya di dunia kedokteran dan dapat dikembangkan setelah adanya penelitian lebih lanjut.
Sebagai kepala sekolah, Liyu menyatakan akan terus mendukung siswa-siswanya dalam mengembangkan temuan-temuan mereka melalui bimbingan dan penganggaran, untuk memupuk semangat inovasi.
“Karena kalau mereka ini kita lepas atau kita tabuh dengan aturan, bagaimana dengan prestasi mereka? Rezeki mereka itu bukan lahir dari ilmu saja, tapi juga bisa melalui prestasi olahraga dan lainnya, sehingga semua itu kami dukung,” ujarnya.
Liyu mengaku, partisipasi SMAN 4 Kendari pada ajang internasional itu bukan untuk meraih medali atau prestasi. Namun, incaran utama adalah pengalaman dan mengetahui hal-hal yang belum dimiliki sekolah agar bisa diterapkan untuk kemajuan sistem pendidikannya.
Setelah mendapatkan pengakuan atas temuan itu, Liyu mengaku akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra), dalam hal ini dinas Pendidikan dan kebudayaan (dikbud) dan badan penelitian dan pengembangan (balitbang) untuk kelanjutan dari penemuan siswanya itu dan perhatian bagi siswa yang melakukan penelitian lainnya.
“Untuk penelitian lebih jauh itu butuh pendampingan, bukan cuma mereka. Butuh dokter dan profesor-profesor. Mungkin saja tumbuhan putri malu itu jika digabung dengan tumbuhan lain, khasiatnya lebih lagi. Jadi, kita akan koordinasikan itu,” beber Liyu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sultra, Yusmin memberikan apresiasi kepada siswa SMAN 4 Kendari yang berhasil meraih medali emas di ajang internasional.
“Ini menjadi catatan utama bagi Dikbud Sultra untuk memprioritaskan para siswa dalam mendapatkan beasiswa. Mereka telah membawa harum nama sekolah, daerah, dan negara,” katanya.
Yusmin menambahkan, biasanya riset dilakukan oleh mahasiswa di berbagai universitas, namun siswa dari SMAN 4 Kendari telah membuktikan bahwa riset dapat dilakukan di jenjang SMA.
“Ternyata anak-anak kita sudah bisa riset. Jadi risetnya tidak perlu menunggu sampai masuk kuliah. Di jenjang SMA kita sudah bisa mulai melakukan riset,” ujarnya.
Salah seorang siswa SMAN 4 Kendari yang mengikuti ajang internasional, Nillah Tri Wisdayanti Fatuni, merasa senang atas beasiswa dan kelulusan bebas tes yang dijanjikan oleh Dikbud Sultra.
Ia menyebut penelitian mereka menggunakan tumbuhan putri malu sebagai suplemen pencegah kanker dilakukan sejak tahun lalu, dengan proses laboratorium yang berlangsung selama enam bulan.
“Kami memilih tumbuhan putri malu karena jarang diangkat sebagai obat. Selain itu, kami ingin menunjukkan bahwa tumbuhan ini kaya akan antioksidan yang bisa digunakan untuk pencegahan kanker,” pungkas Nillah.
Penulis : R. Hafid