Kendari, Bentara Timur – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Badan Karantina Indonesia melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Provinsi Sultra mengekspor 56 ton biji pinang ke Iran melalui Pelabuhan Kendari New Port, Senin (29/1/2024).
Kepala Badan Karantina Indonesia melalui Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Karantina Tumbuhan, Bambang mengatakan, pihaknya secara perdana mengimplementasikan single submission quarantine custom (SSm QC) dalam ekspor yang bernilai Rp434 juta tersebut.
Implementasi SSm QC atau Pabean Karantina ini merupakan bentuk digitalisasi layanan di pelabuhan. Dimana, karantina sejak 2021 sebagai motor penggeraknya dalam program Stranas PK, yaitu penataan ekosistem logistik nasional (national logistic ecosystem) di seluruh Indonesia.
“Ada tiga fokus utama program Badan Karantina Indonesia setelah integrasinya lembaga yakni, digitalisasi layanan, revitalisasi laboratorium, dan penguatan SDM. Karantina juga memiliki tugas sebagai “economic tools” untuk memfasilitasi akses pasar dunia komoditas pertanian dan perikanan,” ujar Bambang.
Bambang mengapresiasi Karantina Sultra yang menginisiasi ekspor perdana komoditas asal Kendari, berupa biji pinang ke Iran. Ia harap ke depannya ekspor komoditas lainnya dapat terealisasi.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto mengatakan, komoditas biji pinang wilayah Sultra menjadi penyangga ekspor wilayah lain.
Dimana daerah penghasilnya tersebar di enam wilayah yakni, Kabupaten Konawe, Kota Kendari, Kota Bau-Bau, Kabupaten Konawe Selatan, dan Kabupaten Kolaka. Daerah tujuan, yaitu Jakarta, Surabaya, Medan, dan Semarang.
“Meski tidak masuk lima besar daerah wilayah penghasil pinang terbesar Indonesia, tetapi Sultra dapat ekspor ke Iran. Berkat kerja sama pemerintah daerah dan pusat dalam mendukungan fasilitasi ekspor ini,” ujar Andap.
Mantan Kapolda Sultra itu berharap, sebagai stimulan untuk meningkatkan produktivitas subsektor perkebunan dan lainnya. Kata dia, tahun 2021 jumlah komoditas ekspor asal Sultra mencapai 13 jenis, sedangkan 2023 menurun. Tahun 2024 ini jumlah jenis komoditas ekspor bisa sama atau lebih dari tahun 2021.
Di tempat yang sama, Direktur Kelapa Sawit dan Aneka Palma Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Ardi Praptono mengatakan, area perkebunan biji pinang tersebar di seluruh Indonesia. Luas perkebunan mencapai 623 hektar dengan produktivitas sebesar 196 ton.
Kata dia, ada lima daerah penghasil biji pinang terbesar berdasarkan data BPS 2022 yaitu, Aceh, NTT, Jambi, Riau, dan Sumatera Barat. Namun ia mengapresiasi Sultra karena bisa melakukan ekspor perdana biji pinang ke Iran.
Untuk diketahui, Sultra memiliki komoditas potensi ekspor di sektor pertanian. Berdasarkan data IQFAST (Indonesian Quarantine Full Automatic Sistem) komoditas unggulan tahun 2023 yang memiliki potensi untuk diekspor adalah kopra sebanyak 28,46 ribu ton, jagung biji 39,99 ribu ton, kakao biji 5,83 ribu ton, biji mede 4,91 ribu ton, cengkeh 2,52 ribu ton, kelapa bulat 1,66 ribu ton, tepung kelapa 1,24 ribu ton, biji pinang 458 ton, dan pala 297 ton.
Penulis : R. Hafid