Kendari, Bentara Timur – Salah satu tenaga kesehatan (nakes) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari dianiaya keluarga pasien. Perawat itu bernama Elking Adrianto Latif.
Ia dianiaya di ruang intesive care unit (ICU) RSUD Kota Kendari pada Rabu (24/5/2023) malam. Kejadian itu terekam kamera pemantau atau CCTV.
Elking menceritakan kejadian itu berawal, saat sedang melepas alat medis dari tubuh pasien yang telah meninggal dunia. Katanya, pada saat sedang melepas alat dari tubuh pasien, sontak tangannya ditarik lalu dipukul oleh salah seorang keluarga pasien pada bagian kepala belakang dekat leher.
Akibat pemukulan itu, Elking merasa sakit dan pusing. Setelah itu, dia keluar ruang ICU untuk mengamankan diri, karena situasi dalam ruangan sudah tidak kondusif.
Elking menambahkan, pasien yang meninggal itu awalnya masuk ke ruang instalasi gawat darurat (IGD) dengan kondisi kritis. Karena kondisi tersebut, pasien selanjutnya dibawa ke ruang ICU untuk mendapat penanganan intensif.
Beberapa jam kemudian keadaan pasien semakin memburuk ditandai dengan tanda-tanda vital yang semakin menurun. Petugas perawat pada saat itu meminta izin ke keluarga pasien untuk melakukan tindakan resusitasi jantung paru (RJP), namun ditolak.
“Pasien kemudian meninggal. Beberapa saat kemudian saya meminta izin untuk melepas alat medis, tapi tiba-tiba saya langsung ditarik dan dipukul,” ujar Elking saat ditemui di RSUD Kota Kendari, Kamis (25/5/2023).
Elking kemudian melaporkan kejadian itu ke Polresta Kendari. Hal itu dibenarkan Direktur RSUD Kota Kendari, dr Sukirman. Katanya, korban juga mendapatkan pendampingan hukum dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
“Kami tadi sudah menggelar rapat bersama, keputusannya persoalan ini kita tetap lanjut dan dilaporkan ke Polresta Kendari,” ujar Sukirman.
Dikatakan, pihaknya juga menyerahkan beberapa bukti ke pihak kepolisian. Bukti itu berupa rekaman CCTV dan saksi yang melihat penganiayaan itu.
Sukirman berharap dengan dilaporkannya kasus ini dapat memberi pelajaran dan efek jerah terhadap pelaku agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
Penulis : R. Hafid