Kendari, Bentara Timur – Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari menghelat sebuah seminar nasional bertema “Competitive Advantage Sarjana Psikologi Dalam Menghadapi Multi Era” pada Jumat (22/9/2023).
Penyelenggaraan kegiatan merupakan kerjasama antara birokrasi tingkat universitas dan Program Studi (Prodi) Psikologi, Keperawatan serta Fakultas Ilmu Sosial dan Bisnis (Fisob). Dekan Fisob, Yunita Amraini berperan langsung memoderatori jalannya kegiatan.
Guru besar pakar ilmu psikologi islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Prof. Abdul Mujib dihadirkan sebagai pemateri seminar bagi peserta mahasiswa Prodi Psikologi dan Keperawatan.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UMW Kendari, Toto Surianto mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk mewadahi mahasiswa psikologi supaya memiliki bekal kemampuan saat menghadapi persaingan lingkungan kerja dengan memaksimalkan pengetahuan ilmu psikologi.
“Sarjana atau lulusan psikologi ini nanti juga merupakan suatu lulusan yang memiliki peran penting dalam dunia pekerjaan karena dimana pun pekerjaannya ada keterkaitan aspek psikologinya,” kata Toto.
Selain mahasiswa Prodi Psikologi, kegiatan ini juga ditujukan untuk mengasah kemampuan mahasiswa Prodi Keperawatan di bidang psikologi. Sebab, menurut Toto, pekerjaan keperawatan juga kerap bersangkutan dengan psikologi pasien.
“Notabennya keperawatan kadang berkecimpung dengan pasien. Berkaitan bagaimana pendalaman secara psikologi,” ujar Toto.
Pemateri, Prof. Abdul Mujib menerangkan, lulusan sarjana psikologi harus mampu unggul dan berdaya saing, mengingat bakal berhadapan dengan sejumlah hambatan dan tantangan multi era. Mulai dari era bonus demografi, dimana lebih dari separuh masyarakat berada dalam usia produktif.
Menurut Abdul, satu sisi era bonus demografi berdampak bagi sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif. Tetapi di sisi lain akan menghadapi masalah meningkatnya angka pengangguran akibat rasio lapangan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah pencari kerja.
Tantangan lain ketika menghadapi era revolusi industri yang ditandai meningkatnya digitalisasi baik ekonomi, kesehatan, dan sebagainya. Namun, tantangannya lebih terjadi inovasi bentuk baru mengganti ide bisnis lama untuk membuat produk agar lebih mudah terjangkau konsumen.
“Era lainnya disebut generasi z dengan dinamika gaya hidup yolo dan fomo. Namun lebih kreatif pada ide dan produk,” kata Abdul dalam pemaparannya.
Era terakhir seperti dihadapi saat ini yakni era pasca pandemi covid 19. Adanya kemerosotan etika dan moral, tetapi unggul pasa peningkatan penggunaan digital.
Abdul menyerukan untuk menghadapi tantangan multi era agar dapat berkompetisi adalah memiliki daya saing tinggi, perubahan arah berpikir, dan mesti lebih mengutamakan berpikir dan motivasi.
Penulis : La Ode Muhlas