Kendari, Bentara Timur – Dalam rangka menjamin mutu pendidikan, Universitas Terbuka (UT) Kendari menjalankan sistem penilaian yang ketat dan sistematis.
Direktur UT Kendari, Arifin Tahir mengatakan, proses atau sistem penilaian untuk mendapatkan nilai akhir mata kuliah setiap semester di UT melalui proses yang ketat dan sistematis. Dimana proses tersebut disebut evaluasi hasil belajar yang di dalamnya terdapat beberapa item penilaian untuk setiap proses yang dilakukan oleh mahasiswa pada proses pembelajarannya.
“Untuk proses pembelajaran atau biasa yang disebut tutorial tatap muka (TTM), tutorial webinar (tuweb), dan tutorial online (tuton) merupakan bagian layanan bantuan belajar yang diberikan UT kepada mahasiswa yang bertujuan untuk memicu dan memacu proses belajar mahasiswa,” kata Arifin kepada bentaratimur.id, Jumat (6/10/2023).
Arifin menjelaskan, TTM UT tidak serupa dengan perkuliahan yang biasa dilaksanakan pada pembelajaran universitas konvensional. TTM dilakukan sebanyak delapan kali pertemuan dengan target utama adalah membantu mahasiswa memahami dan mendalami materi yang dianggap sulit dan untuk kegiatan tersebut diberikan nilai sebagai tambahan dengan syarat ketentuan berlaku.
“Untuk lebih jelasnya kami akan membahas jenis-jenis evaluasi hasil belajar tersebut, penilaian tutorial penilaian tutorial tatap muka. Aspek yang dinilai dalam TTM adalah tugas dan partisipasi pada pelaksanaannya dengan syarat hadir minimal lima kali pertemuan. Tugas TTM dapat berbentuk tes uraian, praktik, atau tugas lainnya, selanjutnya nilai ini mempunyai kontribusi 50 persen terhadap nilai akhir matakuliah apabila nilai skor UAS (ujian akhir semester) mencapai minimal atau sama dengan 30 persen dari skor maksimal,” jelasnya.
Kemudian untuk penilaian tuton, aspek yang dinilai adalah tugas dan partisipasi dalam kelas tuton dengan kedua jenis penilaian TTM dan tuton. Apabila mahasiswa memiliki nilai, maka nilai tutorial yang berkontribusi tertinggi terhadap nilai akhir yang akan diperhitungkan dalam penilaian akhir mata kuliah.
“Penilaian praktik/praktikum, penilaian mata kuliah pemantapan kemampuan mengajar
Tidak dilaksanakan UAS,” ujar Arifin.
Lebih lanjut Arifin menuturkan, bahwa nilai mata kuliah ini bersumber dari nilai praktik pembelajaran dan ujian PKM (70 persen) dan nilai laporan (30 persen). Penilaiain praktik dilakukan sepanjang latihan berlangsung sesuai dengan paket semesternya, dengan syarat dan ketentuan berlaku dengan mengunakan supervisor terkait kelayakan ujian praktik bagi mahasiswa.
Sementara penilaian mata kuliah pemantapan kemampuan profesional, penilaian mata kuliah ini diperhitungkan dari 80 persen nilai (kombinasi dari 50 persen praktik + 50 persen laporan ) + 20 persen karya ilmiah.
“Prakrikum pada mata kuliah praktik/laboratorium pemberian nilai ditentukan oleh kehadiran, nilai proses pelaksanaan praktikum dan nilai laporannya,” bebernya.
Arifin menambahkan, dari semua jenis evaluasi proses pembelajaran bahwa seorang tutor wajib melakukan proses pembelajaran pada aplikasi learning management system (LMS) yang merupakan fasilitas yang digunakan sebagai kelas virtual yang dapat diakses mahasiswa dan tutor bagi mahasiswa yang mengikuti TTM dan tuweb dan sebagai fasilitas pembimbingan praktik/praktikum.
Selanjutnya, hasil proses evaluasi pembelajaran tutor wajib memberikan nilai dengan syarat bahwa mahasiswa dapat diberikan nilai bila melakukan atau ikut pertemuan minimal lima kali, dan entri ke dalam aplikasi atau laman tutorial mengunakan user dan password tutor serta tidak lupa mengirimkan hasil pelaksanaan pembelajaran TTM/tuweb (unggah laporan) sebagai dasar pihak UT daerah melakukan verifikasi nilai hasil TTM.
Dikatakan, laporan ini sebagai bahan untuk validasi nilai yang dientrikan tutor, dikarenakan banyak tutor yang melakukan entri nilai tidak sesuai dengan hasil pembelajaran TTM/tuweb, maka wajib mengunakan format baku nilai TTM/tuweb, sehingga tidak muncul kecurigaan dalam memberikan nilai, agar dalam mengeluarkan nilai mahasiswa hasil pembelajarannya dapat dipertanggungjawabkan.
Arifin menjelaskan, UAS merupakan salah satu alat ukur hasil ketercapaian belajar/pembelajaran dalam satu semster. Nilai UAS berkontribusi minimal 50 persen terhadap nilai akhir mata kuliah. Pelaksanaan UAS dilakukan tiga skema ujian yang semuanya dilaksanakan terjadwal sehingga peluang terjadi kebocoran sangat tidak terjadi.
Bentuk soal UAS berdasarkan pengunaan skema yaitu bentuk tes objektif (pilihan ganda) dan esai dimana semua dikerjakan pada lembar jawaban ujian (LJU/BJU) yang mempunyai cap/logo UT sehingga peluang untuk pengunaan joki pada ujian sangat tidak ada.
“Sebelumnya, bahwa naskah UAS UT daerah adalah mengunakan semua naskah yang sama untuk semua mahasiswa UT. UT daerah Kendari, UT Jakarta dan UT Sorong mengunakan naskah yang sama. Sehingga untuk melihat ketercapaian dan tingkat pemahaman materi BMP mata kuliah adalah sama untuk setiap UT daerah. Sehingga lulusan UT mempunyai kompetensi keilmuan terkait mata kuliah sangat sederajat di setiap UT daerah,” pungkas Arifin.
Arifin menyebut, UT menjaga kerahasiaan dalam pelaksanaan UAS UT, mengunakan panitia pelaksana ujian yang melibatkan mitra UT, yang di dalam kepanitian tersebut bertugas sebagai penanggungjawab tempat ujian (PJTU), lokasi ujian (PJLU), pengawas keliling, pengawas ruang, dan petugas administrasi. Sehingga proses pelaksanaan UAS sangat terjaga mengunakakan prosedur pelaksanan berstandar dan dapat dipertanggungjawabkan baik kepada mahasiswa dan institusi terkait.
Penulis : R. Hafid