Kendari, Bentara Timur – Pasangan calon (paslon) wali kota dan Wakil Wali Kota Kendari nomor urut 4, Aksan Jaya Putra-Andi Sulolipu (AJP-ASLI), hadirkan konsep Central Business District (CBD) atau kawasan pusat bisnis dalam rangka meningkatkan geliat perekonomian di Kota Kendari kedepannya.
Hal itu disampaikan AJP saat menggelar kampanye dialogis di Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu, Senin (30/9/2024).
AJP mengatakan, Kota Kendari sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) harus mengadopsi konsep tersebut agar dapat bersaing dengan kota-kota lainnya yang sudah jauh lebih maju.
Menurut dia, Kota Kendari punya agensi atau kemampuan untuk mewujudkan konsep kawasan pusat bisnis, asalkan beriringan dengan sumberdaya manusia (SDM) yang mumpuni untuk mengelola secara optimal.
Sehingga, diera hiper kompetisi saat ini perlu rasanya kota harus berdaya saing tinggi. Namun krusialnya, orientasi tidak sekedar soal eksistensi, melainkan capaian memenangkan persaingan yang ujungnya untuk kesejahteraan rakyat.
Untuk itu, berbagai upaya layak dilakukan agar keberlangsungan dan peningkatan kesejahteraan rakyat dapat terwujud ditengah-tengah masyarakat Kota Kendari.
“Semua berbicara tentang kesejahteraan rakyat. Persoalannya ada pada konsep, strategi dan implementasi program yang akan dilakukan. Ini merupakan satu point krusial bagi saya. Maka satu konsep besar terpadu saya dituangkan dalam tagline Kendari Bisa, dengan 20 program unggulan,” ujarnya.
AJP mengungkapkan, dalam konteks kepemilikan daya saing, inovasi, kesejahteraan dan keamanan adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Untuk memiliki daya saing harus punya inovasi-inovasi kreatif yang dibutuhkan seiring dengan perkembangan zaman. Tentu ujungnya untuk kesejahteraan masyarakat dan rasa aman.
AJP bilang, dirinya telah meninjau lokasi di depan gerbang Masjid Al Alam atau tepatnya di samping jalan inner ringroad yang cocok untuk dijadikan kawasan pembangunan CBD. Katanya, lahan tersebut merupakan lahan masyarakat yang nantinya akan dibebaskan oleh investor yang akan berinvestasi.
“Kita cek RTRW-nya Kota Kendari masuk jadi kawasan bisnis. Jadi saya sudah berhitung di situ sekitar 380 hektar, itu kita akan sulap sebagai CBD,” kata AJP.
Selain itu, sekadar diketahui Kota Kendari berada ditengah-tengah daerah yang memiliki kekayaan alam luar biasa seperti nikel. AJP menyebut, Kota Kendari harus terdampak secara ekonomi atas setiap investasi khususnya sektor pertambangan nikel di Sultra.
“Pemerintah kota akan menyiapkan berbagai program kerjasama yang dapat digarap untuk keperluan investasi seperti membangun konsep CBD, hotel, restoran, dan lain-lain,” beber politisi Golkar itu.
Untuk diketahui, CBD adalah istilah untuk menyebut kawasan pusat bisnis. CBD telah menjadi area utama kota atau kota kecil yang dikhususkan untuk perdagangan dan bisnis. Sesuai namanya, CBD biasanya merupakan pusat keuangan kota dan mungkin salah satu daerah yang lebih ramai. Biasanya pula menjadi rumah bagi landmark, gedung pencakar langit, dan fitur unik lainnya yang membuatnya menonjol.
Tujuan utama CBD adalah untuk menyediakan ruang terpusat dan padat bagi bisnis untuk beroperasi. Inilah sebabnya mengapa konsentrasi gedung perkantoran, bank, dan bisnis lainnya sering terlihat di CBD. Namun, CBD juga bisa menjadi rumah bagi toko ritel, restoran, dan bentuk hiburan lainnya.
Hal ini terutama berlaku di kota-kota besar di mana CBD adalah mungkin satu-satunya tempat untuk menemukan jenis bisnis atau layanan tertentu. Karena daya tariknya tersebut, harga lahan di CBD merupakan lahan termahal di kota karena lokasinya yang prima dan diminati. Hal ini membuatnya menjadi hot spot untuk bisnis, baik besar maupun kecil.
Penulis : R. Hafid