Muhibah Jalur Rempah, KRI Dewaruci Napak Tilas di Benteng Wolio Buton

Ketgam : Napak tilas Jalur Rempah Nusantara di Pulau Buton. Salah satu peserta sedang mengikuti tradisi Pekande-kandea (makan-makan). Laskar rempah bersama KRI Dewaruci mengarungi Jalur Rempah Nusantara di seluruh Indonesia. Foto : Istimewa

Baubau, bentaratimur.id – KRI Dewaruci yang mengangkut 37 Laskar Rempah berlabuh di Pelabuhan Murhum Kota Baubau pada Rabu 8 Juni 2022. Kapal legendaris TNI Angkatan Laut itu dijadwalkan berada di Pulau Buton Kota Baubau selama dua hari.

Baubau dan Buton menjadi titik ketiga dalam Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022. Setelah berlayar dari Makassar. Tari Galangi, tarian yang digunakan untuk memuliakan kebesaran Sultan Buton  menyambut para Laskar rempah dan crew KRI Dewaruci.

Para crew dan Laskar Rempah disambut oleh Gubernur Sulawesi Tenggara yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur,  Komandan Lantamal VI Makassar Laksamana Pertama TNI Benny Sukandari, serta perwakilan Kemendikbudristek yang diwakili oleh Pamong Budaya Ahli Utama Siswanto.

Di titik persinggahan ini Laskar Rempah melakukan  napak tilas jejak jalur rempah di Benteng Wolio, sebuah benteng yang didirikan oleh masyarakat asli dari Kesultanan Buton dengan Sodhamparagigi atau semangat gotong royong.

Arsitektur bangunan Benteng Wolio yang terbuat dari batu karang kecokelatan direkat dengan campuran kapur dan pasir juga menarik untuk ditelusuri oleh Laskar Rempah karena

Arsitektur bangunan Benteng Wolio yang terbuat dari batu karang kecokelatan direkat dengan campuran kapur dan pasir.  Benteng Wolio merupakan simbol kejayaan kerajaan maritim masa silam. Dahulu di  sinilah pusat kegiatan pemerintahan dan pusat seluruh aktivitas kesultanan dijalankan.

Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse mengatakan bahwa Kota Baubau dan Kabupaten Butong dahulu adalah tempat Kerajaan Buton juga adalah pemain utama di dalam maritim bagian timur.

“Kami percaya bahwa peradaban di kawasan ini menjadi sebuah peradaban yang kuat pada zamannya dan tidak terlepas dari tempat strategis Buton ini sehingga menjadi persinggahan pedagang-pedagang masa lampau,” ujarnya.

Selain melakukan  napak tilas, Laskar Rempah juga melakukan dialog budaya bersama  Antropolog  Universitas Dayanu Ikhsanudin La Ode Abdul Munafi, di Baruga Benteng Wolio (8/6/2022). Dalam dialog itu Munafi mengungkapkan   bahwa Benteng Wolio merupakan pertahanan dan perlindungan ibu kota Kesultanan Buton.

“Ini merupakan refleksi bagaimana sebuah bangsa berusaha mempertahankan kedaulatan di titik persilangan lalu lintas laut pada masanya. Secara simbolik, benteng ini juga menjadi pesan pada bangsa-bangsa yang melintasi Buton bahwa negeri tersebut bukanlah negeri yang tidak bertuan,” jelasnya.

Selain napak tilas di Benteng Wolio, peserta mengikuti tradisi pekande-kandea yang dilakukan di Baruga Benteng Wolio. Dalam bahasa Buton, pekande-kandea berarti ‘makan-makan’. Pada masa silam, tradisi ini digelar untuk menyambut pahlawan yang pulang dari medan perang.

Seiring dengan perkembangan zaman, pekande-kandea saat ini digelar untuk berbagai keperluan, seperti menjamu tamu, syukuran, ataupun untuk menjalin tali silaturahmi pada Idulfitri. Di pakande-kandea, seluruh lapisan masyarakat berbaur menikmati hidangan tradisional dari olahan hasil bumi dan laut Buton.

Buton dengan Baubau sebagai kota pelabuhan terletak dalam wilayah yang strategis antara Makassar dan Kepulauan Maluku. Buton dalam Jalur Rempah menempati posisi sebagai ‘Zona Penghubung’ (Zone of Connector) dan berperan sebagai ‘Pedagang Perantara’ (Trader of Agency) antara pusat rempah-rempah di Kawasan Timur Indonesia, khususnya Maluku dan Papua dengan pusat industri pengolahan rempah-rempah di kawasan barat Indonesia, khususnya Jawa.

Posisi dan peran tersebut dimulai sejak paruh kedua abad ke-17 hingga paruh kedua abad ke-20. Jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa, Pulau Buton telah menjadi catatan penting dalam sejarah pelayaran Nusantara. Ini dibuktikan dengan tertulisnya nama Buton (Butun) dalam Kitab Negara Kertagama karangan Mpu Prapanca.

KRI Dewaruci beserta Laskar Rempah nantinya meninggalkan Baubau dan Buton untuk melanjutkan pelayaran menuju titik Ternate. Bersama KRI Dewaruci, Laskar Rempah dijadwalkan akan tiba di Pelabuhan Ahmad Yani, Ternate, pada 14 Juni 2022.

Reporter : (RFT)