Kendari, Bentara Timur – Baru-baru ini, viral video 1 menit 44 detik Kepala Desa (Kades) Pesouha, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Yastin Sutrisno, membentak guru dan siswa SMKN 9 Kolaka yang memblokade jalan.
Para siswa dan guru memalang jalan karena protes debu yang berterbangan dari truk pengangkut sampai mengganggu aktivitas belajar mengajar. Sementara Kades Pesouha meminta agar para siswa tidak melakukan blokade jalan karena menjadi jalur pekerja menuju perusahaan dan dilalui truk yang mengangkut timbunan untuk pembangunan BTN.
Salah seorang guru SMKN 9 Kolaka, Rayu Mekuo menjelaskan terkait kronologi video viral Kades Pesouha yang membentak siswa dan guru. Katanya, tindakan guru dan siswa yang melakukan blokade jalan sebagai tindak lanjut aksi protes pihak sekolah kepada pekerja yang membawa truk pengangkut timbunan.
Baca juga: Arogansi Kades Pesouha Kolaka Bentak Siswa dan Guru yang Blokir Jalan Tambang
Rayu mengungkapkan, sebelum kejadian blokade jalan, pihak SMKN 9 Kolaka meminta kepada pihak pengawas pembangunan BTN untuk menyiram jalan, karena debu akibat aktivitas tersebut sudah masuk sampai sekolah.
“Pada hari Kamis 21 September 2023, kami pihak sekolah meminta truk yang angkut timbunan untuk pembangunan BTN agar menyiram dulu karena debunya sudah masuk sampai sekolah. Apalagi sudah ada guru dan siswa yang sakit,” kata Rayu Mekuo saat ditemui di ruangan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (2/10/2023).
Baca juga: PGRI Sultra Kecam Sikap Arogansi Kades Pesouha ke Siswa dan Guru SMKN 9 Kolaka
Kemudian, saat guru dan siswa akan melaksanakan upacara pada Senin 25 September 2023, tidak bisa dilaksanakan karena debu yang semakin banyak dan mengganggu aktivitas para siswa yang akan upacara.
“Di hari Senin itu kita mau upacara, lewat truk dan dalam kondisi balap-balap, hingga menyebabkan debu berhamburan. Kemudian siswa-siswa spontanitas melakukan blokade,” ujarnya.
Rayu mengatakan, setelah itu, datang Kades Pesouha yang meminta agar siswa tidak memblokade jalan. Namun, permintaan itu tidak dihiraukan, sehingga Kades Pesouha membentak para guru termasuk dirinya yang saat itu berada di lokasi.
“Kami bersikeras tidak akan membuka jalan, kalau tidak disiram dulu. Lalu saat itulah terjadi cekcok dan kami merasa terintimidasi, karena kepala desa mengatakan tabrak saja, kalau tidak mau diatur. Kepala desa juga berkata kami pemerintah disini dan harus didengar,” katanya.
Baca juga: Kadis Dikbud Sultra Ancam Polisikan Kepala Desa Posouha Kolaka
Sementara itu, Kades Pesouha, Yastin Sutrisno mengaku telah meminta maaf kepada guru dan siswa SMKN 9 Kolaka. Permintaan maaf itu dia sampaikan dihadapan guru dan siswa saat apel pagi pada Kamis (5/10/2023).
“Saya sudah meminta maaf tadi pagi pak. Permintaan maaf dihadapan guru dan siswa itu juga direkam dalam bentuk video,” ujar Yastin lewat sambungan teleponnya.
Sebelumnya, beredar video Kades Pesouha, Yastin Sutrisno mendatangi lalu membentak puluhan siswa dan guru SMKN 9 Kolaka. Peristiwa itu terjadi di jalan usaha tani Desa Pesouha, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sultra, pada Senin (25/9/2023).
Dalam video berdurasi 1,44 menit tersebut, nampak puluhan siswa dan guru melakukan blokade jalan. Mereka berdiri tepat di tengah jalan sembari memarkirkan motor.
Para siswa dan guru SMKN 9 Kolaka melakukan pemblokiran jalan sebagai bentuk protes mereka karena sudah tidak tahan dengan debu yang ditimbulkan oleh aktivitas truk perusahaan tambang yang menggunakan jalan tersebut.
“Sudah banyak guru dan siswa yang sakit karena hirup debu. Kami hanya minta sebelum melintas mohon disiram dulu jalannya,” teriak salah satu guru dalam video itu.
Tak lama kemudian datang seorang pria menggunakan topi hitam seragam aparatur sipil negara membentak para siswa dan guru. Namun bentakan itu dibalas dengan sorakan oleh para siswa. Belakangan diketahui pria yang menggunakan topi hitam tersebut bernama Yastin Sutrisno.
“Jangan kasih begitu. Ini jalan umum. Apa gunanya ibu merekam begitu, kalian tidak mau diatur dengan pemerintah kah,” kata Yastin Sutrisno dengan nada membentak sembari menunjuk ke arah para siswa.
Penulis : R. Hafid